Translate

Senin, 31 Agustus 2015

Breaking News

Humas PoLda Metro Jaya

Sehubungan dengan akan dilaksanakan kegiatan penyampaian pendapat/unjuk rasa oleh elemen Serikat Pekerja dari Jakarta, Tangerang, Bekasi dan Depok pada hari Selasa tanggal 1 September 2015 pukul 09:00 WIB di Kawasan Bunderan HI dan Istana Negara, disampaikan info dan himbauan kepada Masyarakat Pengguna Jalan di wilayah DKI Jakarta. Jika terjadi peningkatan konsentrasi massa dan peningkatan eskalasi, maka akan dilaksanakan pengalihan arus lalu lintas sebagai berikut:

1. Bunderan HI
A. Dari Semanggi/Jl. Sudirman arah ke Bunderan HI di alihkan ke Jl. Teluk Betung-Jl. Kebon Kacang/Dukuh Atas lalu Jl. Sultan Agung dan seterusnya.
B. Dari Jl. Diponegoro arah ke Jl. Imam Bonjol di alihkan ke Jl. Rasuna Said.
C. Dari Jl. Hayam Wuruk arah ke Harmoni dibelokan ke kiri Jl. Juanda - Pasar Baru - Lapangan Banteng dan seterusnya.
D. Dari Tanah Abang arah ke Jl. Budi Kemuliaan diluruskan ke Jl. Merdeka Selatan - Tugu Tani dan seterusnya.
E. Dari Jl. Merdeka Selatan arah ke Tanah Abang dialihkan ke kanan Harmoni dan seterusnya.
F. Dari Jl. Kebon Sirih diluruskan ke Jl. Kebon Kacang - Tanah Abang dan seterusnya.
G. Dari Tanah Abang arah ke Kebon Sirih diluruskan ke arah Tugu Tani dan seterusnya.

2. Istana Negara (Jl. Medan Merdeka Utara)
A. Arah Thamrin belok kiri ke Patung Kuda masuk ke Jl. Budi kemuliaan arah ke Jl. Majapahit - Harmoni dan seterusnya
B. Dari Tugu Tani belok kanan arah ke Masjid Istiqlal - Pasar Baru dan seterusnya.
C. Dari Jl. Juanda di alihkan ke Jl. Pasar Baru - Lapangan Banteng - Jl. Gunung Sahari dan seterusnya.
D. Dari Jl. Merdeka Selatan diluruskan ke Jl. Budi Kemuliaan.
Bagi pengguna jalan yang tidak berkepentingan pada area tersebut agar menghindari jalan tersebut di atas, sehingga tidak terjebak kepadatan lalu lintas. Patuhi petunjuk Petugas Polri yang ada di lapangan demi terciptanya Kamseltibcar lalu lintas kita bersama.
Terimakasih atas kerjasamanya. (TMC Polda Metro Jaya)

Source : Humas Polda MetroJaya

Jumat, 28 Agustus 2015

Halal bihalal

Untuk semua ex SMPN 11 JakSel angkatan 83 kehadiranmu sangat di nantikan oleh kami kawan kawanmu di Beranda Cafe jl.KH. Ahmad Dahlan Jakarta Selatan. Tanggal 4 September 2015. Mari kawan kawan terkasih,pegang erat tanganmu dalam ikatan persaudaraan yang akrab,mari kawan kawanku sapalah kawanmu yang dulu  dengan kalimat  yang indah,nyaman dan tentram yang membuatmu selalu teringat selamanya. binalah hubungan silaturahmi dengan pertemuan ini. Kami selalu menanti kehadiranmu dengan rasa kangen.

Beatles Mania

Halooo.. Sahabat Beatlemania…

Bersama ini kami akan mengadakan :
"The Beatles Nite" Storrytelling
@ Taman Kuliner The Spring - Ciputat,
Minggu 30 Agustus 2015, Pukul 17:00 s/d 23:00 WIB

Acara "The Beatles Nite" ini Gratis :
- Nonton Gratis*
- Wi-Fi Gratis
- Meliput Gratis
- Parkir Luas dan Gratis

  * Kecuali khusus untuk Meja Eksklusif ( 5 Kursi ) :
     - Presale : Rp. 500.000,-/Table - 5 Seats
     - On The Spot : Rp. 600.000,-/Table - 5 Seats
     - VVIP : Rp. 750.000,-/Table - 5 Seats

Ada disewakan lapak "Bazaar Musik" ( bebas apapun Produk & Jasa-nya, kecuali Makanan & Minuman ) :
- Rp. 200.000,-/2 Hari, Sabtu 29 & Minggu 30 Agustus 2015 mulai jam 14.00 WIB s/d 23.00 WIB*
* Dibolehkan mulai buka dari sebelum Sabtu 29 Agustus 2015 ( tanpa ada tambahan biaya lagi ), karena ada Acara Reguler s/d Sabtu 29 Agustus 2015 dalam setiap harinya mulai jam 19.00 WIB s/d 23.00 WIB kecuali hari Kamis.

Senin, 24 Agustus 2015

'Sudden Shift' fenomena abad 21

Oleh Rhenald Kasali @Rhenald_Kasali

KOMPAS.com - Lima tahun yang lalu, mantan Dirut Pertamina, Ari Soemarno pernah menyampaikan sepotong data kepada saya. Itu tentang shale gas, yang kalau sampai kongres Amerika Serikat memberi lampu hijau untuk dieksplore dan diekspor, maka harga gas dunia akan turun.

Data itu rupanya segera direspons oleh para pemain saham yang mengakibatkan harga-harga saham perusahaan tambang batu bara kita anjlok. Mengapa demikian? Inilah gejala perubahan mendasar yang disebut 3S : "Sudden Shift, Speed dan Surprise!"

Sudden Shift

Daripada mereka-reka kapan dollar AS akan kembali turun, atau tenggelam dalam rasa takut yang besar bahwa PHK besar-besaran akan terjadi, lebih baik kita paham apa yang tengah terjadi, mengapa dan bagaimana meresponsnya.

Gejala ini kita sebut sudden shift (tiba-tiba berpindah). Faktanya, konsumennya tetap di situ, populasinya tetap besar (8 miliar jiwa), semuanya butuh makan, minum, transportasi, gadget, hiburan, dan sebagainya. Tetapi siapa yang menikmati perpindahan itu?

Sudah begitu, berpindahnya mengejutkan karena seakan tiba-tiba (sudden), cepat sekali (speed) dan membuat kita terkaget-kaget (surprise). Mengapa? Karena kita mengabaikan, kita menyangkal, kita gemar berolok-olok, berpolitik, bersiasat, berpura-pura menyelamatkan (padahal menyesatkan). Kadang mengatasnamakan rakyat pula, menghiburnya, berpura-pura seakan-seakan masalahnya ada di tempat lain.

Kembali ke shale gas, Ari Soemarno memberi tahu saya bahwa cost-nya sangat rendah, demikian harga jualnya, yakni dari harga jual gas konvensional. Saya membayangkan begitu informasi itu beredar, maka para pemakai minyak (oil) pun akan beralih? Maka harga minyak pun akan goncang. Lalu pada akhirnya, tambang energi lain akan terganggu: batu bara.

Di luar dugaan saya, ternyata batu bara terkena imbasnya lebih dulu, lalu baru minyak. Maklum harga kertasnya (saham) sudah lama dijadikan buble, lagi pula ia sangat merusak lingkungan. Sekarang harga minyak dunia baru turun sekitar 50-60 persen. Para ahli menduga ia masih akan turun hingga sekitar 10 dollar AS (saat ini masih sekitar 47dollar AS) per barel.

Bisa dibayangkan kerugian apa yang akan diderita pengusaha-pengusaha minyak, kalau mereka tak berani merevolusi biaya-biaya kenikmatan yang selama ini sudah dirasakan para pegawai. Dulu, saat harga minyak di bawah 10 dollar AS per barel, mereka sanggup berproduksi dengan biaya 6 dollar AS per barel, tetapi begitu harga pasarnya 120 dollar AS per barel, mereka berproduksi dengan biaya 100 dollar AS per barel. Segala yang membuatnya mahal, akan membuat manusia meningkatkan biaya kenikmatan.

Zalora

Di Bandara Halim Perdanakusuma, saya menerima CEO Zalora Indonesia. Anak-anak muda tentu lebih tahu apa itu Zalora. Ini situs belanja online yang sedang digemari konsumen muda. Dengan belanja online, selain mendapat barang-barang baru, anak-anak muda bisa mendapat harga yang lebih murah.

Saat itu saya baru membaca data penjualan ritel Indonesia yang dilaporkan turun besar-besaran. Keadaan ekonomi pun kita persalahkan. Bahkan para politisi menduga adanya miss management dalam pemerintahan.

Saat industri ritel konvensional melaporkan penurunan 3-4 persen, Zalora justru mengatakan omzet mereka naik 240 persen. Dalam dunia online, kalau kami tumbuhnya di bawah 100 persen itu sama dengan kegagalan, ujar mereka.

Saya pikir Zalora masih kecil. Tetapi bayangan saya kembali ke tahun 1998 saat semua orang dicekam rasa takut akibat gelombang PHK. Asing pun hengkang. Ketika para ekonom di FE UI masih berpikir keras bagaimana menciptakan iklim yang kondusif agar investasi asing kembali lagi, saya memilih untuk mendorong lahirnya entrepreneur lokal.

Saya masih ingat ejekan para ekonom yang mengabaikan kemampuan bangsa ini berwirausaha. Saya bahkan ditanya, apa bisnis yang akan diekmbangkan wirausaha lokal? Saya sebutkan nama-nama produk mereka: kacang (Garuda dan Dua Kelinci), herbal (Sido Muncul), kosmetik (Wardah), bola buatan masyarakat di Majalengka dan lain-lain.

Di luar perkiraan saya, mereka mempertanyakan, Sampai kapan kacang dan jamu bisa menciptakan lapangan kerja? Yang bisa itu otomotif. Rakyat kita itu pegawai, bukan entrepreneur.

Anda tahu berapa jumlah wirausaha kita sekarang? Jangan lagi mengatakan masih di bawah 1 persen. Kalau mereka yang sudah terlibat dalam sektor informal saja sudah 60 juta orang, bisa hitung sendiri berapa banyak orang yang sudah bergulat dalam bidang kewirausahaan.

Demikian juga dengan Zalora dan mereka yang bergerak dalam sektor ekonomi kreatif lainnya. Sekarang memang masih kecil. Tetapi mereka memiliki daya disruptif yang bisa menggerus para pelaku usaha konvensional.

Semua Shifting

Pergeseran konsumsi tak hanya terjadi dalam dunia energi dan belanja melainkan dalam konsumsi di segala bentuk kehidupan kita. Semuanya bergeser. Keseimbangan baru belum terbentuk, tetapi pindah-pindahnya mulai terasa.

Minggu lalu, 17 Agustus 2015, Indonesia-X baru saja meluncurkan situs belajar bebas biaya (massive online course) di mana Rumah Perubahan ikut di dalamnya.

Pernahkah anda membayangkan bahwa kampus-kampus besar sedang berjuang melawan perubahan? Ya, di seluruh dunia, bukan cuma surat kabar berbasis kertas yang kesulitan karena hadirnya media-media online, melainkan juga kampuskampus yang kini ditantang dunia belajar online.

Bahkan gelar akademis pun kini mulai ditinggalkan para kaum terpelajar dunia. Para pemberi kerja mulai melirik merekamereka yang tak bergelar. Dari "siapa kamu" ( atau "apa gelar akademismu"), dunia manajemen mulai beralih pada apa yang bisa kamu lakukan. Lihatlah di perusahaan- perusahaan besar, di kartu-kartu nama para pimpinan dan stafnya. Tak banyak lagi yang mencantumkan gelar akademisnya.

Gerakan masif ini membuat kaum muda beralih dari membeli degree (formal) kepada membeli keahlian dan paketpaket kursus, yang mereka ramu sendiri racikannya. Bukan lagi racikan akademik yang dibuat pemerintah karena mereka ingin membangun keahlian yang unik, yang tidak massal dan siap pakai. Dan pasar tenaga kerja global pun mengakomodir mereka. Apa yang bisa mereka berikan di dunia kerja bukan lagi rangkaian matakuliah racikan kampus.

Dan Indonesia-X menjadi pelopor belajar online yang heboh. Kelak Anda bisa mengambil kursus apa saja. Karena murah (gratis), switching cost nya menjadi rendah. Dan perubahan pun terjadi.

Gojek, Uber, Seven Eleven, dan lain lain.

Kalau anda belum puas dengan contohcontoh di atas, maka pelajarilah segala fenomena di dunia transportasi, retail, telekomunikasi, trading, financing, dan sebagainya. Anda pasti akan menyaksikan gejala sudden shift ini.

Konsumen perbankan pun mulai meninggalkan kunjungan ke loket-loket bank. Mereka beralih ke mobile banking. Pemakaian voice dalam berkomunikasi beralih ke cara-cara baru: data. Dari voice ke BBM, lalu pindah lagi ke Whatsapp dan social media.

Sama halnya pertarungan sengit yang tengah dihadapi tukang-tukang ojek pangkalan vs Gojek dan Grab-Bike, atau taksi biasa Vs Uber. Semua mengalami gejala shifting.

Jadi, jangan melulu menyalahkan krisis ekonomi dunia. Karena krisis berdampak pada semua usaha dan kali ini terjadi luas di seluruh dunia. Yang jauh lebih penting bukan krisis itu sendiri. Bukan dollar AS, tetapi apa respons kita terhadap usaha yang kita jalani. Dan apa respons kita untuk mempersiapkan masa depan anak-anak kita dalam dunia yang benar-benar baru ini.

Kalau Anda diamkan, bukan krisis yang menghantam, tetapi persaingan baru melalui business model yang benar-benar berbeda.

Lagi pula, krisis selalu menjadi alasan bagi kaum malas untuk berhenti bekerja, dan bagi mereka yang senang mencari kambing untuk menyalahkan orang lain atas kesalahan yang dilakukannya.

Selamat merenungkannya!

Prof Rhenald Kasali adalah Guru Besar Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Pria bergelar PhD dari University of IlLinois ini juga banyak memiliki pengalaman dalam memimpin transformasi, di antaranya menjadi anggota pansel KPK sebanyak 4 kali, dan menjadi praktisi manajemen. Ia mendi rikan Rumah Perubahan, yang menjadi acuan dari bisnis sosial di kalangan para akademisi dan penggiat sosial yang didasari entrepreneurship dan kemandirian. Terakhir, buku yang ditulis berjudul Self Driving: Merubah Mental Passengers Menjadi Drivers

Editor[truncated by WhatsApp]

Senin, 17 Agustus 2015

Bomb explosion in Bangkok

Breaking News ,
Explosion in central Bangkok at 2100, close to Erawan shrine. Reportedly bomb blast. 2nd device to be defused. 12 reported died.

Source : CNN