'Penikmat cinta'
dia menderita karena cinta
dia bahagia karena cinta
dia menangis karena cinta
dia tertawa karena cinta
dia berhutang karena cinta
dia melamun karena cinta
dia sering bercermin karena cinta
dia sering mandi karena cinta
dia marah karena cinta
dia sering melamun karena cinta
kemudian dia sering berkata :
'akan ku gapai dan kuraih cahaya bersinar yang melayang dilangit,
akan ku kejar kilat buana yang membelah angkasa,
akan ku tangkap panah berapi yang melintas di langit,
akan ku raih sinar bulan purnama yang tersenyum
akan ku gapai bintang gemerlap dikala malam, semua itu hanya untukmu
tapi ternyata semua itu tak bisa,
sesak aku bernafas jika ingat padamu
mengapa dimana mana muncul wajahmu?
ketika aku minum tampaklah wajahmu di gelasku
ketika aku mandi sendirian kau meringis dihadapanku
ketika aku bercermin senyum manismu tersungging didepanku
ketika aku belajar matamu tampak di buku
ketika aku mendengar musik, suaramu terdengar sayup sayup
aku tak bisa meraihnya, aku tak mampu meraihnya,
karena bintang gemerlap itu cuma mimpi,
aku tak mampu meraihnya,
karena kilat buana jauh di samudra angkasa raya,
aku tak bisa meraihnya,
karena panah berapi dilangit itu cuma ilusi tak bisa dikejar,
aku tak mungkin meraihnya,
karena sinar bulan purnama bukan milik ku seorang tapi milik banyak orang
padahal aku tahu semua itu percuma,
memang.. semua gara gara kamu!
Penghisap habis kenikmatan penuh polesan palsu,
perayu ulung pembangkit malu yang tersembunyi,
bermulut manis bertutur lemah lembut,
penakluk lelaki dengan mantera pembangkit birahi,
penikmat raga penghisap jiwa pria,
pergi tak berkabar setelah meraih keperjakaan dan intan permata,
menghilang seperti peri setelah meraih kepuasan dan uang sekarung,
meninggalkan bayangan berupa senyum di cermin,senyum di mimpi,senyum di kamar mandi dan senyum di
mana mana,..
pergi kamu hai bayangan tersenyum!
aku tak butuh belaimu, memang dulu aku mengatakan kau jelita bak bidadari,
sekarang aku tahu kau jelita dari comberan!
aku tak butuh cium darimu,
karena kini aku tahu gigimu bertaring iblis penghisap darah,
enyah kau dari hadapanku!
merinding aku karena ingat padamu,
sekarang aku tahu kau nenek sihir tengkorak laknat!
menyesal aku tak berujung bahagia..'
memang...
dia tersenyum karena cinta,
dia menangis karena cinta,
dia melarat karena cinta,
dia sering tak berpakaian karena cinta,
dia tertawa sendirian karena cinta,
dia bau tak mandi karena cinta,
dia pergi meninggalkan rumahnya dengan tanpa celana karena cinta,
dia menjadi pengelana karena cinta,
dia menjadi tak peduli karena cinta,
cinta, cinta,cinta, cinta, cinta...
cinta yang merana..
Jagakarsa
By Dimas Handono Djati
dia menderita karena cinta
dia bahagia karena cinta
dia menangis karena cinta
dia tertawa karena cinta
dia berhutang karena cinta
dia melamun karena cinta
dia sering bercermin karena cinta
dia sering mandi karena cinta
dia marah karena cinta
dia sering melamun karena cinta
kemudian dia sering berkata :
'akan ku gapai dan kuraih cahaya bersinar yang melayang dilangit,
akan ku kejar kilat buana yang membelah angkasa,
akan ku tangkap panah berapi yang melintas di langit,
akan ku raih sinar bulan purnama yang tersenyum
akan ku gapai bintang gemerlap dikala malam, semua itu hanya untukmu
tapi ternyata semua itu tak bisa,
sesak aku bernafas jika ingat padamu
mengapa dimana mana muncul wajahmu?
ketika aku minum tampaklah wajahmu di gelasku
ketika aku mandi sendirian kau meringis dihadapanku
ketika aku bercermin senyum manismu tersungging didepanku
ketika aku belajar matamu tampak di buku
ketika aku mendengar musik, suaramu terdengar sayup sayup
aku tak bisa meraihnya, aku tak mampu meraihnya,
karena bintang gemerlap itu cuma mimpi,
aku tak mampu meraihnya,
karena kilat buana jauh di samudra angkasa raya,
aku tak bisa meraihnya,
karena panah berapi dilangit itu cuma ilusi tak bisa dikejar,
aku tak mungkin meraihnya,
karena sinar bulan purnama bukan milik ku seorang tapi milik banyak orang
padahal aku tahu semua itu percuma,
memang.. semua gara gara kamu!
Penghisap habis kenikmatan penuh polesan palsu,
perayu ulung pembangkit malu yang tersembunyi,
bermulut manis bertutur lemah lembut,
penakluk lelaki dengan mantera pembangkit birahi,
penikmat raga penghisap jiwa pria,
pergi tak berkabar setelah meraih keperjakaan dan intan permata,
menghilang seperti peri setelah meraih kepuasan dan uang sekarung,
meninggalkan bayangan berupa senyum di cermin,senyum di mimpi,senyum di kamar mandi dan senyum di
mana mana,..
pergi kamu hai bayangan tersenyum!
aku tak butuh belaimu, memang dulu aku mengatakan kau jelita bak bidadari,
sekarang aku tahu kau jelita dari comberan!
aku tak butuh cium darimu,
karena kini aku tahu gigimu bertaring iblis penghisap darah,
enyah kau dari hadapanku!
merinding aku karena ingat padamu,
sekarang aku tahu kau nenek sihir tengkorak laknat!
menyesal aku tak berujung bahagia..'
memang...
dia tersenyum karena cinta,
dia menangis karena cinta,
dia melarat karena cinta,
dia sering tak berpakaian karena cinta,
dia tertawa sendirian karena cinta,
dia bau tak mandi karena cinta,
dia pergi meninggalkan rumahnya dengan tanpa celana karena cinta,
dia menjadi pengelana karena cinta,
dia menjadi tak peduli karena cinta,
cinta, cinta,cinta, cinta, cinta...
cinta yang merana..
Jagakarsa
By Dimas Handono Djati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar